Selasa, 23 November 2010

Institusiana


KOMISI V MENINJAU, BIROKRAT DIBUAT MENUNGGU

Ampera-IAIN, Rabu (10/11), pandangan tidak biasa terlihat di Rumah Susun Sewa Mahasiswa (RUSUNAWA). Pasalnya, pihak birokrat IAIN Raden Fatah Palembang mulai dari Rektor, Pembantu-pembantu Rektor, Dekan, Pembantu Dekan, dan beberapa Karyawan dibuat menunggu oleh rombongan Komisi V DPR RI.
Menurut Ruslan Muhayyan, Kepala Biro AUAK IAIN Raden Fatah mengatakan bahwa mereka telah menunggu selama lebih kurang 2 jam, hal tersebut dikarenakan rombongan Komisi V DRR RI yang datang dari Jakarta tiba-tiba mengadakan rapat di Bandara Sultan Mahmoed Badaruddin II. Kunjungan yang seharusnya terlaksana pukul 14.00 wib menjadi pukul 16.00 wib.
Kedatangan rombongan Komisi V DPR RI tersebut dalam rangka kunjungan kerja sekaligus meninjau RUSUNAWA yang telah selesai dibangun. Pasalnya, RUSUNAWA tersebut merupakan bangunan yang dananya menggunakan dana Menteri Perumahan Rakyat (MENPERA).
Dalam kunjungan yang berlangsung selama lebih kurang 10 menit, salah satu rombongan bertanya pada Romli, Pembantu Rektor III mengenai kapan RUSUNAWA ini difungsikan. Lanjut Romli menuturkan bahwa RUSUNAWA ini akan difungsikan pada bulan Januari mendatang.
Ruslan Muhayyan menambahkan dana yang habis mencapai Rp. 10 Milyar, Rp. 9 Milyar dana MENPERA dan Rp. 1 Milyar menggunakan dana kas IAIN. “Dana kas IAIN tersebut digunakan untuk membeli fasilitas dari RUSUNAWA, seperti kasur, lemari, meja, kursi, dan digunakan untuk pengadaan air serta listrik, hal tersebut dikarenakan dana menpera tersebut memang terkhusus untuk bangunan RUSUNAWA saja sedangkan fasilitas kita yang nanggung.” Tambah Ruslan Muhayyan ketika dikonfirmasi di sela-sela menunggu kedatangan rombongan Komisi V DPR RI.
Ratu salah satu rombongan Komisi V DPR RI yang hadir dalam kunjungan tersebut mengatakan agar lantai yang bolong yang terdapat di lantai dasar cepat ditutupi agar nanti mahasiswa yang menghuni di RUSUNAWA tersebut tidak ada yang luka. “Selain itu agar halaman depan RUSUNAWA cepat dirapikan agar terlihat lebih indah”. Pungkasnya
                                                                                       Anas & Latifah

Sabtu, 20 November 2010

Institusiana


Dakwah, Koleksi Buku Masih Kurang

Ampera-IAIN Raden Fatah, Fakultas Dakwah. perlahan namun pasti kini memiliki perpustakaan yang dapat dinikmati oleh para mahasiswa, sebagai usaha untuk mewujudkan mahasiswa yang berpengetahuan luas dan berkompeten.
Dengan dibukanya perpustakaan di Fakultas Dakwah tepatnya terletak di lantai tiga gedung baru Fakultas Dakwah, diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk memperoleh dan membaca buku yang diinginkan.
Menurut Hamidah, Dekan Fakultas Dakwah (19/10) “Budaya membaca harus ditingkatkan oleh mahasiswa agar wawasan dan ilmu pengetahuanya mahasiswa semakin luas”
Namun kurangnya dana menjadi kendala untuk penambahan koleksi buku perpustakaan yang sampai saat ini masih minim, sejauh ini buku yang ada merupakan sumbangsi dari para mahasiswa alumni fakultas dakwah saja yang sudah menyelesaikan studi pendidikan SI.
 Saat ini buku yang ada merupakan buku dari alumni mahasiswa Fakultas Dakwah saja, sedangkan dari pihak Fakultas dan Rektorat belum ada sampai saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dan menambah referensi buku tahun ini, sudah disiapkan dana dari alumni dan daftar buku yang akan dibeli sebanyak tiga buku dalam satu topik pembahasan”.tegas  Choiriah selaku pembantu Dekan II Fakultas Dakwah.
Minimnya koleksi buku perpustakaan ini juga diakui oleh pegawai perpustakaan,  “Perpustakaan ini belum memenuhi syarat sebagai perpustakaan, buku-bukunya masih kurang apalagi untuk jurusan baru fakultas dakwah yaitu Sistem Informasi (SI) benar-benar belum ada sampai saat ini. Ditambah lokasi yang kurang strategis, dan fasilitas yang belum lengkap untuk membuat mahasiwa betah membaca buku diperpustakaan. Ujar Dadang pegawai perpustakaan Dakwah (09/11).
 “Buku-buku diperpustakaan masih kurang banyak untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, jadi mahasiswa masih kesusahan mencari bahan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya,  Semoga dengan terealisasinya pembelian buku tersebut dapat menunjang prestasai mahasiswa, Fakultas Dakwah khususnya” Ujar Meri (20) Mahasiswa Fakultas Dakwah KPI (09). (Iwan Rosadi)





opini

Negara Resah di Rundung Duka
Karya: Annisah

Indonesia dirundung duka, Indonesia berkabung nestapa. Negara yang terkenal dengan Negara yang makmur dan penuh sumber daya alam yang melimpah ruah, namun ironisnya pertumbuhan masyarakat tak terbendung jumlahnya dengan tingkat pengangguran yang tinggi menjadi pelengkap bumbu-bumbu keresahan Negara. Kini kembali di landah musibah, gunung merapi meletus, tsunami di mentawai, dan banjir bandang di wasior. Jika kita katakan ini sebuah bentuk musibah, apakah tidak terlalu adil jika menimpah secara beruntun. Maraknya pemberitaan media tentang bencana alam gunung Merapi serta dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut menimbulkan keprihatian dari berbagai pihak. Ibah dan sedih yang kita rasakan melihat penderitaan saudara kita nan jauh di mata, Lalu apakah peristiwa ini bisa disebut azab atau bencana?
Merapi adalah gunung berapi dibagian tengah pulau Jawa dan menjadi gunung teraktif di Indonesia, kondisi lereng sisi selatan berada dalam kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah propinsi Jawa Tengah, yaitu kabupaten Magelang di sisi barat, kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta kabupaten Klaten di sisi tenggara, ditambah pemukiman penduduk yang sangat padat, kondisi inilah yang membuat setengah pulau Jawa ikut merasakan bencana tersebut.
Setiap isi alam ini mengalami siklus, begitupun gunung merapi setiap tiga sampai lima tahun sekali mengalami erupsi (puncak keaktifan), terhitung sejak tahun 1548 gunung merapi ini sudah meletus sebanyak 68 kali (namun tidak separah seperti kondisi saat ini). Bagi masyarakat di sekitar merapi, gunung tersebut membawa berkah material pasir, sedangkan untuk pemerintahan sendiri gunung berapi menjadi obyek wisata. Namun saat ini letusan gunung merapi sudah pada posisi mengkhawatirkan berdasarkan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) suara gemuruh dapat terdengar dari jarak 30 kilometer dari puncak diiringi dengan hujan abu pada radius 30 kilometer dan hujan pasir pada radius 15 kilometer.
Meletusnya gunung berapi dan dampak yang ditimbulkannya itulah yang dipahami dengan bencana alam oleh manusia, namun bila dilihat siapa yang memberikan izin bencana yang terjadi ini tidak salah bila dikatakan peristiwa ini disebut sebagai ujian dan teguran dari yang Maha Pencipta yang direalisasikan dalam bentuk bencana alam, teguran bagi kaum yang dzalim dan ujian bagi kaum yang mukmin, Sebenarnya hubungan manusia dan alam telah diatur jelas oleh islam dalam al-qur’an, agama memandang alam sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap tuhan, dengan kata lain, perilaku manusia terhadap lingkungan merupakan manifestasi dari keimananan seseorang, jadi terjadi hubungan yang harmonis antara manusia dan alam, dengan tujuan saling menjaga dan memelihara. Menjaga alam dan memelihara lingkungan sama halnya dengan menjaga dan memelihara kehidupan di alam, namun fakta yang terjadi di lingkungan adalah manusia memakai sumber daya alam sepuasnya tanpa melakukan peremajaan lingkungan, sebagian penggali bahan tambang melakukan aktifitas penambangan secara besar-besaran, seperti batu alam, bahan material bangunan, pasir dan masih banyak lagi, para penambang ini terus mengambil dan hanya memikirkan keuntungan besar yang dihasilkan oleh proyek barang tambang ini, tapi tidak pernah memikirkan dampak dari apa yang mereka lakukan, penambangan yang terus menerus dapat menyebabkan dinding gunung terkikis dan bisa terjadi erosi yang dapat mendatangkan banjir bandang (banjir Lumpur bercampur pasir).
Hubungan manusia dan alam dijelaskan Allah SWT dalam firmannya QS. Ar-ra’d: 8, alam semesta termasuk bumi dan isinya adalah ciptaan tuhan dan diciptakan dalam keseimbangan, proposional dan mempunyai ukuran-ukuran, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Jadi ketika suatu yang seimbang itu dibuat tak seimbang maka akan terjadi hal-hal yang tak seimbang pula. Manusia tak bisa terhindar dari musibah yang satu kemusibah yang lain, namun juga dipenuhi oleh berbagai kenikmatan yang satu ke yang lain.
Inilah fakta yang terjadi dalam hidup manusia, musibah bisa berbentuk bencana alam, kita tidak bisa meolak qadar dari Allah (sunatullah) namun hal ini bisa dicegah dan dihindari, tentunya dengan memelihara keseimbangan hidup dengan alam. Karena manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari alam, sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah saling mengisi dan saling melengkapi satu dengan lainnya dengan peran yang berbeda-beda.
.


syiar

ANTARA AZAB DAN UJIAN
Karya: M. Anasrul Dwi
Masih teringat dalam ingatan kita, beberapa waktu yang lalu Indonesia kembali menangis. Bencana kembali mengunjungi negeri yang katanya memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah.
Meletusnya Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali terjadinya Tsunami jilid 2 yang terjadi di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, serta Banjir yang terjadi di Wasior, Irian Jaya membuktikan Negara kita memiliki potensi terjadi bencana alam yang cukup besar.
Jika kita urutkan, begitu banyak bencana yang terjadi di bumi pertiwi yang kita cintai ini. Mulai dari Gelombang Tsunami jilid 1 yang meluluh lantakan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam pada 26 desember 2004 silam. Tragedi Situ Gintung yang menewaskan puluhan nyawa, merusakkan ratusan pemukiman warga. Kemudian, gempa bumi yang terjadi di Tanah Jogja pada 2006 lalu, gempa Tasikmalaya yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Dan baru-baru ini meletusnya gunung Merapi dan Tsunami Mentawai menambah deret panjang daftar bencana yang terjadi di Indonesia.
Namun, kebanyakan manusia memandang hal demikian hanya sebagai fenomena kejadian alam semata. Mereka cenderung berpikir rasional, tanpa melibatkan adanya kekuasaan Tuhan dalam pemikiran mereka. Bukankah Allah SWT telah berkata kepada kita dalam QS.Ar-Rum ayat 41 yang artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Dari ayat di atas telah Allah katakan dan beritahu kepada kita bahwa segala kerusakan yang terjadi selama ini seperti gempa bumi, kebanjiran, kekeringan, gunung meletus berawal dari akibat manusia itu sendiri.
Dapat dikatakan bahwa itu merupakan azab dari Allah SWT karena manusia sudah tidak memiliki hati nurani, baik terhadap alam, makhluk Allah, dan lain sebagainya.
Selain sebagai azab dari Allah semua itu juga bisa dikatakan sebagai ujian dari Allah, karena dalam kehidupan ini, kita pasti akan berhadapan dengan berbagai rintangan, ujian dan cobaan, sehingga Allah akan melihat sampai dimana ketegaran kita dalam menghadapi berbagai rintangan, ujian dan cobaan tersebut.
Paling tidak ada 4 tujuan Allah memberikan kita berbagai cobaan dan ujian hidup;
1. Ujian Iman; siapakah yang tegar imannya dan siapakah yang hanya pura-pura dan palsu. Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Al-Ankabut:2-3)
2. Ujian Mental; siapakah yang tawadhu dan angkuh terhadap nikmat Allah. Allah berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ. لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُور
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (Al-Hadidi:22-23)
3. Ujian Fisik; siapakah yang bersungguh-sungguh dan lemah dalam meraih nikmat Allah. Allah berfirman:
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِين
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim”. (Ali Imran: 140)
4. Ujian Sikap; siapakah yang optimis dan pesimis terhadap nikmat Allah. Allah berfirman:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ .
Artinya: “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya Maka Dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. (Al-Fajr:15-16)
kita sekarang sudah bisa menilai, yang terjadi selama ini termasuk ujian atau itu semua merupakan azab dari sang khalik....