Sabtu, 20 November 2010

syiar

ANTARA AZAB DAN UJIAN
Karya: M. Anasrul Dwi
Masih teringat dalam ingatan kita, beberapa waktu yang lalu Indonesia kembali menangis. Bencana kembali mengunjungi negeri yang katanya memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah.
Meletusnya Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali terjadinya Tsunami jilid 2 yang terjadi di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, serta Banjir yang terjadi di Wasior, Irian Jaya membuktikan Negara kita memiliki potensi terjadi bencana alam yang cukup besar.
Jika kita urutkan, begitu banyak bencana yang terjadi di bumi pertiwi yang kita cintai ini. Mulai dari Gelombang Tsunami jilid 1 yang meluluh lantakan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam pada 26 desember 2004 silam. Tragedi Situ Gintung yang menewaskan puluhan nyawa, merusakkan ratusan pemukiman warga. Kemudian, gempa bumi yang terjadi di Tanah Jogja pada 2006 lalu, gempa Tasikmalaya yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Dan baru-baru ini meletusnya gunung Merapi dan Tsunami Mentawai menambah deret panjang daftar bencana yang terjadi di Indonesia.
Namun, kebanyakan manusia memandang hal demikian hanya sebagai fenomena kejadian alam semata. Mereka cenderung berpikir rasional, tanpa melibatkan adanya kekuasaan Tuhan dalam pemikiran mereka. Bukankah Allah SWT telah berkata kepada kita dalam QS.Ar-Rum ayat 41 yang artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Dari ayat di atas telah Allah katakan dan beritahu kepada kita bahwa segala kerusakan yang terjadi selama ini seperti gempa bumi, kebanjiran, kekeringan, gunung meletus berawal dari akibat manusia itu sendiri.
Dapat dikatakan bahwa itu merupakan azab dari Allah SWT karena manusia sudah tidak memiliki hati nurani, baik terhadap alam, makhluk Allah, dan lain sebagainya.
Selain sebagai azab dari Allah semua itu juga bisa dikatakan sebagai ujian dari Allah, karena dalam kehidupan ini, kita pasti akan berhadapan dengan berbagai rintangan, ujian dan cobaan, sehingga Allah akan melihat sampai dimana ketegaran kita dalam menghadapi berbagai rintangan, ujian dan cobaan tersebut.
Paling tidak ada 4 tujuan Allah memberikan kita berbagai cobaan dan ujian hidup;
1. Ujian Iman; siapakah yang tegar imannya dan siapakah yang hanya pura-pura dan palsu. Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Al-Ankabut:2-3)
2. Ujian Mental; siapakah yang tawadhu dan angkuh terhadap nikmat Allah. Allah berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ. لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُور
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (Al-Hadidi:22-23)
3. Ujian Fisik; siapakah yang bersungguh-sungguh dan lemah dalam meraih nikmat Allah. Allah berfirman:
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِين
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim”. (Ali Imran: 140)
4. Ujian Sikap; siapakah yang optimis dan pesimis terhadap nikmat Allah. Allah berfirman:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ .
Artinya: “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya Maka Dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. (Al-Fajr:15-16)
kita sekarang sudah bisa menilai, yang terjadi selama ini termasuk ujian atau itu semua merupakan azab dari sang khalik....

0 komentar: